Penulis: Kawan Kebun Canopia
Tanaman bisa terserang masalah seperti hama dan penyakit kapan saja. Selain itu, bentuk masalah yang bisa mengancam kehidupan tanaman juga ada berbagai macam. Untuk mengantisipasinya diperlukan perhatian ekstra dan pemeriksaan rutin, dan pencegahan terjadinya masalah yang lebih buruk.
Beberapa cara yang bisa diterapkan untuk pencegahan yaitu:
1. Praktik Budidaya yang Baik & Higienis
Ada banyak hama dan penyakit yang tetap dapat bertahan hidup di tempat yang paling tidak nyaman dan sekalipun tanpa inang. Berbagai penyakit bisa bertahan hidup dengan “tidur” di sisa-sisa tanaman di musim tanam sebelumnya; yang mungkin kamu sendiripun tidak tahu kalau ada penyakit disitu. Ada juga yang bisa tinggal di tanah, benih dan berbagai inang lainnya.
Cara untuk mencegah agar penyakit tidak menyebar adalah dengan membersihkan residu tanaman yang tersisa dari musim tanam sebelumnya dan memusnahkan residu tanaman yang terkena penyakit. Jika kamu cukup yakin tidak ada penyakit yang berbahaya, kamu bisa membuat kompos dari sisa-sisa tanaman itu, tapi pastikan kalau kompos yang dibuat adalah kompos panas.
Selain itu, kamu pun mesti waspada terhadap potensi penyakit yang bisa menyerang tanamanmu. Jika tanamanmu terkena penyakit, ada baiknya mencatat untuk bahan dokumentasi di musim-musim mendatang. Yang perlu dicatat antara lain:
- Jenis tanaman yang ditanam;
- Potensi penyakit dan hama;
- Kondisi-kondisi yang bisa memunculkan penyakit atau hama.
2. Menanam Kultivar yang Tahan Penyakit
Varietas dan kultivar biasanya dipilih bukan berdasarkan faktor ketahanannya terhadap penyakit, melainkan pada hal-hal yang condong ke arah estetika. Selain itu, seringkali ditanam dalam jumlah terlalu banyak tetapi kurang ragam (monokultur), sehingga jika terserang penyakit, maka akan sangat mudah menyebar dan menimbulkan kerusakan yang parah.
Hal ini pernah terjadi beberapa dekade yang lalu pada satu varietas pisang bernama Gros Michel seperti diceritakan lewat video ini:
Itulah mengapa biodiversity atau keanekaragaman hayati sangat penting, terutama dalam menghadapi masalah penyakit.
Banyak juga tanaman yang memiliki kultivar yang tahan penyakit. Tetapi bukan berarti tanaman tersebut akan terbebas 100%. Ia hanya memiliki daya tahan yang lebih baik.
3. Hindarkan Tanaman dari Stres
Tanaman yang tidak stres (kita bisa sebut: tanaman yang bahagia) bisa bertahan lebih baik dalam menghadapi serangan hama atau penyakit daripada tanaman yang stres. Mengapa? Karena daya tahan tubuhnya baik, jadi ia bisa fokus pada aktivitas untuk melindungi diri dari serangan hama.
Tanaman yang stres memunculkan beragam gejala dan tanda-tanda fisik yang berbeda-beda. Misalnya saja pada tanaman yang kekurangan cahaya, tubuh si tanaman akan memanjang dan berwarna pucat (etiolasi). Jika si tanaman sudah stres secara fisik, sebenarnya ia bisa lebih sakit daripada tanaman yang diserang hama/penyakit. Dan jika dibiarkan saja, tidak segera ditangani, maka akan segera membunuhnya sekalipun ia tidak diserang hama/penyakit.
4. Lokasi & Jenis Tanaman yang Sesuai
Semua tanaman memiliki kondisi lokasi yang disukai. Jika ia ditanam di tempat yang tidak memenuhi syarat, maka si tanaman akan lebih mudah stres dan perlu waktu yang lebih lama untuk menyesuaikan diri. Selain tidak bisa tumbuh dengan baik, tanaman juga jadi rentan terhadap hama dan penyakit.
Oleh karena itu, memilih lokasi tanam yang tepat sedari awal adalah salah satu pilihan terbaik agar tanaman bisa tumbuh dengan kuat hingga dewasa, dan mampu menghadapi berbagai potensi masalah yang lain.
5. Mengenali Masalah yang Berpotensi Muncul
Pekebun yang sudah mengenali dan memahami siklus hama dan tingkah lakunya bisa menentukan jenis kontrol mana yang efektif dalam menangani masalah tersebut.
Serangga yang hidup di kebun adalah bagian dari ekosistem alam yang sangat kompleks. Ia pun termasuk dalam mata rantai makanan. Beberapa serangga juga ada yang berbahaya. Oleh karena itu, pekebun pun sebaiknya mengenali serangga mana yang berbahaya, yang menguntungkan dan yang tidak membawa efek apapun.
Dan ketahuilah, walaupun tidak terlalu populer, beberapa seranggan punya peranan yang penting. Misalnya seperti lebah yang dibutuhkan oleh pohon buah untuk membantu polinasi / penyerbukan bunga. Tanpa adanya polinasi, maka tidak akan ada buah yang muncul.
6. Siklus Hama & Penyakit
Beberapa pekebun sering mengalami serangan hewan dan menganggapnya serangan dalam satu malam. Pada kenyataannya, beberapa hewan butuh waktu berhari-hari atau beberapa minggu untuk berkembang biak hingga mencapai jumlah tertentu yang dapat menghabisi tanaman dalam waktu singkat.
Jika penyerangnnya adalah kelinci atau tikus tanah, serangan satu malam bisa saja terjadi. Tetapi untuk kasus hama yang berasal dari serangga berukuran kecil, masalah terjadi sudah jauh lebih lama hanya saja tidak ketahuan.
Patogen hama/penyakit akan terlebih dahulu menempel di inang, lalu akan tumbuh sedikit demi sedikit. Jika kondisi lingkungan dan cuaca memungkinkan, maka patogen pun bisa tumbuh lebih cepat. Dan sekali menempel, hama/penyakit akan menyebar dan menyerang jaringan tanaman dan merusaknya. Karena mereka memakan nutrisi tanaman ataupun jaringannya, maka tanda-tanda fisik pun bisa ditemukan dengan mudah. Tetapi inipun biasanya sudah agak terlambat, karena persebarannya yang masif. Ini pula yang terjadi pada pisang Gros Michel.
Membasmi seluruh hama yang ada di kebun adalah suatu hal yang mustahil dilakukan. Pilihan terbaik yang bisa dipilih adalah:
- Menjaga persebaran hama / penyakit seminim mungkin, dan
- Membuat tanaman sehat dan kuat serta tidak stres.
7. Adopsi Strategi Terintegrasi
Kenali berbagai teknik manajemen hama dan penyakit, sehingga bisa menentukan mana yang lebih efisien digunakan atau diterapkan saat serangan terjadi. Apa saja itu?
- Penerapan pemangsa menguntungkan (beneficial predators) atau pengontrol biologis;
- Membangun kebun yang tidak atraktif / tidak menarik bagi hama berbahaya; dan
- Menciptakan kondisi yang membuat pemangsa menguntungkan mau datang ke kebun kita (cultural controls).
Demikian strategi yang bisa temenanem terapkan untuk menghadapi masalah pada tanaman di kebun.
Semoga membantu!
Foto oleh earthswell di Unsplash
Para peneliti menemukan fakta bahwa berkebun adalah kegiatan yang membuat orang lebih bahagia hingga bisa hidup sampai usia 100-an tahun. Mulai dari usia yang lebih panjang hingga peningkatan kualitas kesehatan mental, menghabiskan waktu di kebun dengan merawat tanaman terbukti memberikan manfaat yang luar biasa. Dengan manfaat yang begitu banyak, mengapa kegiatan yang harus berkotor-kotor, berkeringat dan menghabiskan tenaga ini jadi tidak diminati banyak orang?
Berkebun memang kegiatan yang cukup sulit dan berat, karena membutuhkan perhatian dan kerja fisik yang konstan. Ia pun memiliki tantangannya sendiri, yang seakan-akan tidak ada habisnya. Tetapi menurut para pekebun veteran, justru kegiatan ini membuat tubuh dan pikiran kita jadi lebih sehat. Manfaat yang dirasakan, menurut mereka, jauh lebih besar daripada kerja fisik dan emosional yang dikeluarkan. Dan jika bicara soal berkebun, pekerjaan yang berat tentu akan mendapatkan imbalan yang setimpal.
Walaupun mungkin kamu hanya punya sedikit pengalaman atau bahkan tidak sama sekali, setelah dijalani, sebenarnya berkebun itu tidak memerlukan banyak usaha ekstra yang menghabiskan tenaga, lho.
Seperti apa kerja fisik yang dilakukan di kebun?
Sebagian besar kegiatan berkebun membutuhkan kerja fisik yang cukup berat. Hal-hal yang sulit misalnya seperti mencangkul, mengangkut tanah dan mulsa, menggali, mencabut gulma berukuran besar dengan akar yang sudah menjalar kemana-mana, atau meratakan tanah menggunakan peralatan tangan. Tapi ada juga kerja fisik yang mudah seperti memangkas ranting, menyemai benih, merawat bibit, menyiram dan memupuk tanaman.
Jika kamu tertarik untuk berkebun dan merasakan manfaatnya, jangan biarkan tantangan kerja fisiknya membuatmu patah semangat dan batal melakukannya. Dan bahkan, banyak juga lho pekebun veteran yang punya keterbatasan fisik dan gerak yang masih rajin berkebun.
Apa hal tersulit dalam berkebun yang berpengaruh secara emosional?
Di saat kita sudah mengeluarkan usaha ekstra dan kerja fisik yang besar, terkadang ada saja hal-hal yang ada di luar kendali. Berbagai masalah muncul di kebun, dan seringnya pekebun pemula tidak tahu apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya.
Ini akan membuat pekebun terpengaruh secara emosional. Sedih, marah, kecewa, sesal dan berbagai perasaan duka muncul. Tetapi, disitulah letak keunikan aktivitas ini. Ia mengajarkan bahwa mengeluarkan berbagai emosi dan mengenalinya itu baik. Dan disaat bersamaan, ia juga bisa mengajarkan agar pekebun tidak mudah menyerah begitu saja, karena dari kesalahan yang terjadi ada pelajaran yang bisa dipetik dan diperbaiki di masa depan.
Apakah merawat kebun itu pekerjaan yang sulit?
Bagian perawatan kebun justru lebih mudah daripada bagian persiapan. Biasanya kegiatan ini hanya membutuhkan waktu lebih banyak, tapi tidak terlalu melelahkan secara fisik.
Jenis tanaman yang ditanam juga akan berpengaruh sangat besar terhadap perawatan kebun yang diperlukan. Beberapa tanaman mungkin akan membutuhkan perawatan dan perhatian ekstra, tetapi pekebun juga bisa memilih tanaman yang minim perawatan.
Jika ada jenis tanaman tertentu yang sulit hidup di kebun kita, belum tentu itu adalah karena kesalahan kita sepenuhnya. Bisa saja karena memang ia tidak cocok hidup disitu. Nah, jika kamu menginginkan kebun yang minim perawatan, hindari tanaman yang memang cukup sulit dirawat.
Lalu bagaimana agar kegiatan berkebun menjadi lebih mudah?
1. Tanam Tanaman Menahun / Perennial
Bagian tersulit dari berkebun adalah memulai menanam tanaman. Semakin sedikit jumlah tanaman yang ditanam, perawatannya akan jadi lebih mudah.
Tanaman menahun (perennial) adalah pilihan paling mudah untuk memiliki kebun yang minim perawatan. Usianya lebih dari satu musim, jadi bisa mengurangi pekerjaan fisik yang cukup berat di awal masa tanam.
Sedangkan tanaman semusim hanya bisa ditanam dalam satu musim tanam saja, setelah itu mati. Jadi sebenarnya lebih banyak menghabiskan waktu dan tenaga untuk menanam dan memeliharanya.
Tanaman menahun cukup minim perawatan seperti memupuk, memangkas dan menyiram saja, jadi lebih hemat waktu dan tenaga.
2. Pilih Spesies Asli / Lokal
Ketika ada pekebun yang mendeskripsikan sebuah tanaman sebagai tanaman yang sulit ditanam, biasanya bukan berarti karena si tanaman ini lemah, tapi karena ada kebutuhannya yang tidak bisa dipenuhi oleh iklim lokal.
Mengisi kebun dengan spesies asli/lokal akan mengeliminasi banyak sekali pekerjaan tambahan hanya untuk menjaga tanaman tetap hidup. Selain memberi banyak manfaat bagi ekosistem lokal, kita juga berkontribusi untuk menciptakan kebun yang lestari dan mengurangi jejak karbon.
3. Gunakan Kontainer dan Bedengan Timbul / Raised Bed
Berlutut, membungkuk dan berjongkok akan menyebabkan masalah pada persendian, apalagi kalau banyak sekali waktu yang dihabiskan di kebun.
Raised bed atau bedengan timbul adalah pilihan yang terbaik bagi pekebun yang punya keterbatasan gerak fisik. Ia bisa disesuaikan dengan kebutuhan fisik serta lahan yang dimiliki.
Walaupun banyak pekebun menggunakan raised bed untuk mengurangi beban pada persendian, ada juga yang menggunakannya untuk menghindari kegiatan menggali tanah di kebun.
4. Investasi ke Peralatan yang Tepat
Memiliki akses ke alat yang tepat dapat membuat berkebun lebih mudah dan mengimbangi kekuatan dan gerak yang terbatas.
Saat membeli peralatan, pastikan kalau alat tersebut nyaman digenggam dan digunakan, serta tahan lama.
Perawatan peralatan yang dimiliki juga tak kalah penting. Jadi pastikan kalau peralatan selalu dirawat dengan cara yang tepat supaya tahan lama. Peralatan yang tahan lama tentu akan menghemat uang juga.
5. Pekerjakan Tukang Kebun untuk Membantu
Jika merasa kurang pengetahuan, peralatan, waktu ataupun keterbatasan fisik untuk mengerjakan sebuah proyek, gunakan jasa tukang kebun pembantu.
Banyak pekebun yang mempekerjakan orang lain untuk membantu di proyek-proyek besar seperti memasang raised bed baru, meratakan permukaan tanah yang luas, menggali tanah untuk keperluan irigasi, dan lainnya.
Kamu juga bisa mempekerjakan tukang kebun profesional untuk mengunjungi kebun secara berkala dan melakukan perawatan rutin seperti memangkas pohon atau memupuk. Selain untuk menghindari kesalahan, kamu juga jadi bisa belajar dengan cara yang benar.
Kesimpulan
Berkebun memang sulit. Tapi hal yang terbaik dari berkebun adalah kita akan mendapatkan imbalan yang sesuai dari tenaga, waktu, perhatian dan biaya yang dikeluarkan untuknya. Jangan karena takut kotor dan berkeringat maka lantas menghindari kegiatan bermanfaat ini.
Menghabiskan waktu di kebun memberi manfaat mental dan fisik, terlepas dari apakah kita perlu mengurangi usaha menyesuaikan dengan keterampilan atau kemampuan fisik saat ini atau tidak. Bahkan cedera ataupun penuaan sendi tidak menjadikan banyak pekebun senior meninggalkannya.
Di banyak kasus, akomodasi fisik yang sederhana pun bisa meringankan beban baik bagi pekebun senior ataupun yang masih muda. Dengan membuat kebun yang lebih mudah diakses, dan terus mendorong pekebun baru untuk terjun ke hobi ini, kami yakin bahwa hobi ini akan semakin diminati dan disayangi oleh masyarakat di masa mendatang.
Bagikan artikel ini ke orang-orang di sekitarmu, karena berbagi berarti peduli!