Penulis: Kawan Kebun Canopia
Selain tanaman hias, herba, buah-buahan, dan sayuran tertentu bisa tumbuh subur di kebun apartemen. Kamu bisa mulai dengan metode yang paling mudah, yaitu tabulampot (kepanjangan dari: tanaman tumbuh di dalam pot). Faktor-faktor, seperti akses ke sinar matahari dan berat wadah yang digunakan juga perlu dipertimbangkan. Mari kita bahas bagaimana cara berkebun di apartemen yang benar.
Kebutuhan Tanaman yang Ditanam di Apartemen
Walaupun beberapa tanaman bisa tumbuh subur dan kuat di tangan pekebun pemula, semua tanaman memiliki kebutuhan pertumbuhan khusus yang harus dipenuhi. Berikut ini beberapa elemen yang perlu kamu tahu saat memilih tanaman yang ditanam di apartemen:
Cahaya
Kebanyakan tanaman berbuah dan berbunga membutuhkan sinar matahari sehari penuh. Itu berarti ia harus mendapatkan 6-8 jam sinar matahari langsung. Ini mungkin sulit didapat di apartemen — terutama di kota di mana gedung-gedung tinggi dapat menghalangi matahari setidaknya untuk sebagian hari. Balkon dan atap memberi kesempatan terbaik untuk menikmati sinar matahari penuh.
Jika kamu ingin berkebun di pinggir jendela, pilih tanaman yang membutuhkan sinar matahari lebih sedikit, seperti sayuran hijau dan herba tertentu. Dan kamu juga dapat menambahkan lampu tanam untuk meniru sinar matahari, agar kebutuhan tanamanmu terpenuhi.
Tanah & Media Tanam yang Digunakan
Tanaman bergantung pada tanah untuk mendapatkan air, udara, dan nutrisi. Jika kamu menggunakan tabulampot, maka kamu tidak bisa menggunakan tanah biasa, karena jenis tanah ini akan memadat dalam pot, membatasi udara dan mencegah air mengalir. Oleh karena itu, diperlukan campuran tanah khusus untuk tabulampot yang bisa mengering dengan baik.
Gunakan campuran yang ringan dan halus, bisa mengalirkan udara dan air secara efisien untuk menjaga akar tetap sehat. Dan karena biasanya mereka steril, jadi kamu tidak perlu khawatir membawa penyakit ke dalam apartemenmu.
Air & Kelembapan Udara
Tanaman dalam wadah membutuhkan banyak air. Jadi pilihlah tempat menanam yang punya akses mudah ke sumber air. Dengan begitu kamu tidak perlu bolak-balik membawa alat penyiram, apalagi kalau kamu punya banyak tanaman.
Jika memungkinkan, belilah selang gulung yang bisa dipasang ke keran air di dapur atau di kamar mandi. Karena bisa digulung dengan cepat, jadi memudahkan kamu untuk menggunakannya dan menyimpannya saat sudah selesai digunakan.
Perhitungkan juga kelembapan udara di ruanganmu kalau kamu menanam di pinggir jendela, terlebih lagi saat ruanganmu panas, atau kalau kamu tinggal di negara empat musim dan pemanas ruangan dinyalakan. Menyemprot tanaman dengan semprotan kabut bisa membantu. Atau kamu juga bisa menempatkan wadah yang diisi air di dekat tanamanmu. Udara yang menguap akan membantu air itu berevaporasi dan melembapkan tanamanmu.
Angin dan Lalu-lintas Manusia / Hewan
Jika kamu menanam di balkon apartemen dan lokasi ini mudah dilewati angin kencang atau kendaraan besar yang lewat, kamu mungkin membutuhkan pelindung tambahan, karena angin itu bisa merobek daunmu, menerbangkan semaian, dan juga menggulingkan pot berisi tanaman yang ukurannya lebih besar dan berat daripada potnya. Kamu bisa membeli tirai untuk mengurangi resiko angin merusak tanamanmu, atau gunakan pot yang berukuran lebih besar dan cukup berat agar tanaman tidak mudah roboh.
Berat Beban Tanaman dan Wadahnya
Pot yang penuh berisi tanah tentunya akan jadi lebih berat. Dan saat teksturnya memadat karena sering disiram air, maka beratnya akan naik hingga 3 kali lipat. Pastikan kalau balkon apartemenmu sanggup untuk menopang berat tersebut. Kamu juga sebaiknya berkonsultasi dengan pemilik rumah ataupun pengelola gedung soal beban maksimum yang bisa ditopang. Jangan sampai terjadi kecelakaan seperti balkon rubuh karena tanaman-tanamanmu terlalu berat.
Jenis-jenis Tanaman yang Bisa Ditanam di Apartemen
Baca juga: Ep. 12 – Tanaman Pangan yang Bisa Ditanam di Apartemen
Kamu bisa menanam berbagai macam tanaman di apartemen, tetapi ada beberapa jenis yang tidak mungkin bisa ditanam, misalnya saja pohon nangka atau durian. Aturan praktisnya, selama tanaman itu lebarnya tidak lebih dari 35 cm, maka ia masih bisa ditanam di balkon apartemenmu.
Selain itu, kamu juga mesti menentukan, tanaman apa yang ingin atau paling sering kamu makan. Dari situ, pilih beberapa jenis saja agar kamu lebih mudah dalam memulai berkebun di apartemen. Kamu bisa memulai dari benih, karena dengan degitu kamu jadi punya lebih banyak pilhan, dan biaya yang dikeluarkan juga sedikit. Tapi jika kamu bisa menemukan toko tanaman yang menjual bibit, tentunya kamu bisa lebih cepat panen.
Berikut ini beberapa tanaman yang bisa ditanam di balkon atau pinggir jendela apartemenmu:
Herba
Beberapa jenis herba yang umum ditanam di apartemen yaitu mint, basil/kemangi, kucai, parsley, rosemary dan thyme. Meskipun ada banyak herba yang bisa tumbuh baik di pot, ukuran mereka tidak akan sebesar jika ditanam langsung di tanah kebun terbuka. Dan karena kamu menanamnya untuk dimakan, maka besar kemungkinan kamu harus sering mengganti tanaman lama dengan yang baru, karena cepat habis.
Sayuran Daun
Jenis tanaman ini pun tidak rewel harus mengikuti kondisi tanam tertentu. Selama kebutuhannya terpenuhi dan mendapatkan air yang cukup banyak, mereka akan tumbuh dengan cepat. Selain itu, kamu juga bisa menjadikannya microgreens yang bisa dipanen dalam 2 minggu! Jadi lebih cepat panen, kan?
Tomat
Tanaman buah ini bisa tumbuh dengan sangat lebat dan membuatnya jadi besar dan berat. Tapi sisi baiknya, mereka bisa tumbuh di pot, dan ukurannya jadi bisa lebih kecil. Kamu bisa menggunakan pot berdiameter 60-80 cm untuk menanamnya. Tapi ada juga jenis yang khusus untuk patio / balkon dengan ukuran yang lebih kecil lagi, sehingga bisa ditanam di pot gantung. Kamu hanya memerlukan cahaya penuh selama 10-12 jam setiap hari, maka mereka akan tumbuh dengan baik.
Cabai
Kalau kamu pemakan cabai atau penikmat sambal pedas, maka kamu harus mencoba menanamnya sendiri. Apalagi cabai bisa tumbuh subur di pot, selama makanannya terpenuhi, dan mendapatkan cahaya langsung yang banyak. Selain itu, kamu jadi bisa menghemat uang, karena harga cabai di pasar sering melonjak tiba-tiba, lho!
Stroberi
Menanam stroberi di apartemen tentu bisa dilakukan, selama kamu bisa memberi cahaya langsung selama 10-12 jam setiap hari. Tetapi, mereka tidak tahan tempat yang terlalu panas, karena pada umumnya, habitatnya memang di tempat-tempat sejuk dan dingin. Jadi kalau kamu ingin menanamnya, pastikan lokasinya tidak terlalu panas tapi dapat cahaya yang banyak. Tanah atau media tanam juga sebaiknya yang gembur dan tidak mudah tergenang supaya hasil buahnya bagus.
Jeruk Mini (Tabulampot)
Pohon buah yang mudah ditanam di pot salah satunya adalah pohon jeruk mini. Banyak toko tanaman yang menyediakannya, jadi kamu bisa langsung membeli bibitnya saja. Selain cahaya minimal 6 jam setiap hari, ia membutuhkan kelembapan yang baik. Dan jika kamu menanamnya di pot, jangan lupa beri alas yang tebal untuk mencegah getahnya yang lengket mengubah tampilan lantaimu.
Perawatan Tanaman di Apartemen
Ada beberapa tugas yang mesti kamu lakukan secara rutin jika kamu ingin kebun apartemenmu sukses, antara lain:
Penyiraman Rutin & Merata
Ini adalah tugas yang paling penting dalam berkebun di semua lokasi, tidak hanya di apartemen. Sekalipun misalnya kebunmu bisa terkena cipratan hujan, air yang didapatkan bisa jadi tidak cukup. Tanah yang ada di pot bisa lebih cepat kering, apalagi kalau tanaman semakin besar dan dewasa. Uji dengan memasukkan telunjukmu sampai ruas ke-2 ke dalam tanah di pot dan rasakan apakah tanah itu sudah kering atau masih lembap. Kalau sudah kering, maka kamu harus menyiramnya.
Pemupukan yang Tepat dan Disiplin
Sebaiknya tanaman dipupuk atau diberi makanan tambahan dengan jadwal yang juga rutin, misalnya setiap 2 minggu atau setiap bulan, tergantung pada tahapan pertumbuhan mereka dan juga kebutuhannya. Pupuk yang mudah larut di air bisa diaplikasikan berbarengan dengan jadwal penyiraman, jadi waktu dan tenaga yang kamu keluarkan lebih efisien. Dan perhatikan juga apakah campuran tanah yang kamu gunakan sudah mengandung pupuk atau belum. Karena biasanya jika kamu membeli di toko pertanian, ada yang sudah dicampur dengan pupuk kandang, jadi menambahkan pupuk lagi malah justru bisa menambah masalah.
Masalah
Hama dan penyakit adalah masalah yang paling sering muncul saat berkebun. Mereka seperti bisa selalu menemukan jalan ke tanamanmu tidak peduli dimanapun kamu menanamnya, dan sedihnya, tidak ada predator serangga alami di dalam ruangan. Kamu bisa melakukan pengecekan rutin bersamaan dengan jadwal menyiram dan memupuk, atau sempatkan waktu inspeksi khusus yang menyeluruh. Jika kamu menemukan tanda-tanda hama atau penyakit seperti daun yang berubah warna menjadi kuning atau tiba-tiba ada daun yang berlubang atau terbakar, pindahkan tanaman yang bermasalah itu menjauhi tanaman lain yang sehat, sampai kamu bisa mengatasi masalahnya.
Panen
Pelajari kapan tanamanmu mulai bisa dipanen. Misalnya saja untuk sayuran daun dan herba yang dijadikan microgreens, kamu mulai bisa memanennya saat mereka mulai memiliki 2-4 daun sejati. Atau kalau kamu menanam selada untuk dijadikan salad mix, setelah berusia sekitar 3 minggu kamu sudah mulai bisa panen sebagian, dan sisakan agar ia tumbuh lagi. Metode ini disebut sebagai cut-and-come-again.
Jika kamu menanam buah seperti tomat, cabai, stroberi dan pohon jeruk mini, pastikan kamu tidak telat memanennya. Karena dengan begitu, kamu bisa mendorong agar si tanaman memproduksi lebih banyak supaya bisa kamu petik. Menyenangkan, ya?
Apartemen mungkin tidak bisa selalu memberikan lahan cukup besar untuk menumbuhkan tanaman. Tetapi, setidaknya ada beberapa tanaman yang masih bisa kamu tanam untuk melatih kemampuan berkebunmu dan menikmati hasil kerja kerasmu.
Selamat menanam! 🪴💪🏼
Ep. 11 – Tips Menanam di Apartemen
Kondisi ruangan yang minim cahaya adalah tantangan cukup besar bagi pekebun dalam ruangan. Bahkan tanaman luar ruangan yang bisa tumbuh di tempat yang ternaungi pun butuh cahaya yang lebih banyak jika ia dipindahkan ke dalam ruangan. Dan kondisi ini cukup sulit ditangani kecuali kamu menambahkan cahaya tambahan.
Tapi kamu tidak perlu khawatir karena ada ada beberapa tanaman yang bisa tumbuh subur di ruangan yang minim cahaya sekalipun.
Tips Menanam Tanaman Hias Low-Light
Tanaman hias bisa tumbuh dengan baik di ruangan dengan jendela yang menghadap arah timur atau barat, sekalipun tidak mendapatkan cahaya matahari terbit secara langsung. Tetapi untuk ruangan yang tidak punya jendela atau hanya punya satu jendela yang menghadap ke arah utara akan cukup menyulitkan bahkan bagi tanaman yang bisa tumbuh di tempat ternaungi sekalipun. Disini kamu bisa membantu tanamanmu tumbuh sehat dengan menambahkan cahaya buatan menggunakan lampu tanam 4-6 jam setiap hari.
Baca juga: Ep. 10 – Tanaman Hias untuk Ruangan Minim Cahaya
Ada 6 tanaman hias rekomendasi Alfa yang bisa kamu tanam di ruangan minim cahaya, sekalipun ruanganmu tidak mendapatkan cahaya matahari langsung:
Bambu Hias / Lucky Bamboo
Nama Botani: Dracaena sanderiana
Tanaman yang masuk ke genus Dracaena ini adalah salah satu tanaman hias yang populer. Walaupun namanya bambu, tapi dia tidak termasuk ke keluarga bambu sama sekali, walaupun tunas daun nya mirip dengan daun bambu.
Pada umumnya ia ditanam di air, dan hanya memerlukan perawatan yang sangat minim. Ia sering dijadikan hiasan di kantor, meja kerja, tempat-tempat usaha dan di rumah. Jika kamu tertarik pada feng shui, tentunya kamu tahu kalau tanaman ini adalah salah satu elemen penting dalam praktiknya, karena ia dipercaya bisa membawa keberuntungan dan kesuksesan, terutama kalau ia dijadikan hadiah.
Tanaman ini menyukai sedikit cahaya, dan dia pun tidak rewel jika diletakkan di tempat yang ternaungi. Selain itu, tanaman ini tidak mudah mati, kecuali kamu lupa menambahkan air ketika sudah lama habis. Pada dasarnya, dia tidak mudah mati.
Sirih Gading / Golden Pothos
Nama Botani: Epipremnum aureum
Sirih gading adalah tanaman hias yang sangat populer, karena ia bisa tumbuh subur bahkan di tempat-tempat yang tidak lazim, termasuk di tempat yang sangat ternaungi dan kekurangan air. Kalau kamu mencari tanaman hias yang mudah ditanam di ruangan minim cahaya, cobalah menanam sirih gading.
Penampilan dan coraknya yang atraktif, daya tahannya yang baik, dan tanaman rambat yang mudah ditanam dengan daun yang lembut dan berbentuk seperti hati menjadikannya primadona di kalangan pecinta tanaman hias. Selain itu, tanaman ini juga masuk ke peringkat 10 teratas tanaman yang berfungsi sebagai pembersih udara versi NASA.
Spider Plant
Nama Botani: Chlorophytum comosum
Tanaman yang memiliki bentuk daun memanjang dengan garis-garis terang ini dianggap sebagai tanaman yang sangat mudah beradaptasi dan termudah untuk ditanam. Dia disebut spider plant karena anakannya yang menggantung seperti laba-laba dari induknya. Dia bisa mudah ditemui dengan variasi warna hijau-putih dan variegata. Dia pun bisa ditanam sebagai tanaman gantung atau menjuntai, di dalam keranjang maupun pot. Kamu pun bisa menambahkan lampu tanam untuk meningkatkan pertumbuhannya di ruangan minim cahaya.
Kelompok Dracaena
Nama Botani: Dracaena fragrans, Dracaena marginata, Dracaena draco, dan lainnya.
Tanaman di genus Dracaena sering ditanam di rumah, kantor, apartemen, pusat perbelanjaan dan dekorasi lansekap. Di dalamnya ada sekitar 40 spesies dan ratusan kultivar dalam berbagai ukuran dan bentuk—dan semuanya cocok ditanam di ruangan minim cahaya. Mereka memiliki batang yang mirip tebu yang berbuku-buku, dan biasanya berbentuk semak atau pohon kecil.
Tanaman Zebra / Bromeliad
Nama Botani: Aechmea fasciata, Aechmea chantinii
Keluarga Bromeliad sebenarnya bukan termasuk tanaman hias yang mudah ditanam, tetapi genus Aechmea memiliki beberapa spesies yang bisa tumbuh subur di ruangan minim cahaya. Aechmeas biasanya dijual saat sudah berbunga, dan mereka akan mekar dan mempertahankan bentuknya selama berbulan-bulan dalam kondisi cahaya redup atau cahaya buatan. Aechmeas yang paling umum adalah guci (A. fasciata) atau zebra Amazon (A. chantinii).
Lidah Mertua / Snake Plant
Nama Botani: Sansevieria trifasciata
Spesies Sansevieria termasuk salah satu spesies tanaman minim cahaya yang terbaik. Mereka punya penampilan yang mencolok, dan sangat mudah ditanam. Lidah mertua sendiri adalah salah satu tanaman yang direkomendasikan oleh NASA sebagai pembersih udara. Lokasi optimal untuk menumbuhkan tanaman dengan harga terjangkau dan perawatan yang mudah ini adalah di kamar tidur dan kamar mandi, karena ia bisa mengubah karbondioksida menjadi oksigen yang menyegarkan di malam hari. Dia sendiri termasuk tanaman yang berusia panjang dan bisa bertahan hidup selama beberapa dekade.
Jadi, kamu sudah tahu akan mencoba menanam tanaman hias yang mana? Selamat menanam, ya!
Sewaktu tunas dari benih yang ditanam mulai bermunculan dari tanah, kamu mungkin akan menghela napas lega. Dengan menutup mata dan menarik nafas, kamu mulai membayangkan tanaman yang kamu tanam itu tumbuh dan berkembang memenuhi potensinya; menghasilkan banyak bunga atau sayuran untukmu, ataupun mempercantik dan meneduhkan rumahmu.
Ketika kamu membuka mata, serangkaian kekhawatiran baru mulai merasuk ke kepalamu. Kamu punya tugas untuk mengasuh “bayi” yang baru lahir untuk waktu yang singkat, sementara cuaca di luar ruangan tidak sesuai dengan bayanganmu. Disinilah perjalanan dalam merawat bibit agar tumbuh sehat dan kokoh dimulai.
Saat kamu menyemai benih di dalam ruangan, semaian yang baru bertunas itu akan sangat bergantung kepadamu—termasuk urusan diberi makan. Beberapa pekebun berfikir kalau tanaman akan tumbuh lebih cepat kalau diberi pupuk sejak dini. Akan tetapi, walaupun semaian itu terlihat rapuh, justru sebenarnya mereka cukup kuat.
Hanya saja, mereka lebih membutuhkan air daripada nutrisi tambahan, serta kelembapan dan cahaya yang tepat di minggu-minggu awal kehidupannya. Mereka sudah memiliki cadangan makanan yang cukup dari kotiledon, setidaknya hingga daun sejatinya tumbuh dan mulai bisa berfotosintesis. Barulah setelah itu, kamu baru bisa memberi tambahan makanan untuknya, mengikuti aturan-aturan yang umum.
Lalu, apa saja yang harus kamu lakukan agar bibit ini bisa tumbuh sehat dan kokoh dan memenuhi potensinya?
Siangi Bibit Secukupnya
Tanaman tidak suka tempat tumbuh yang terlalu ramai dan rapat; begitu juga dengan bibit yang kamu tanam. Mereka memerlukan cahaya dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh. Kalau terlalu banyak benih yang disemai sehingga tempat tumbuhnya berdesakan, mereka tidak akan bisa tumbuh memenuhi potensinya. Maka sebaiknya, siangi atau cabuti beberapa tunas untuk memberikan ruang tumbuh bagi tanaman baru. Perhatikan juga bentuknya; jika memungkinkan, petik yang ukuran atau bentuknya terlihat kurang baik.
Beri Cahaya yang Cukup
Sesaat setelah tunas muncul ke permukaan media tanam, ia akan mencari sumber cahaya. Tunas-tunas yang baru mekar ini membutuhkan cahaya dalam jumlah besar secara langsung, tidak terhalang apapun. Meletakkan mereka di jendela yang menghadap ke Selatan atau Timur adalah salah satu langkah awal yang baik, tapi terkadang itu belum cukup. Ada kemungkinan bibit tumbuh membelok karena cahaya yang didapatkannya tidak cukup.
Untuk mendapatkan bibit yang sehat dan kuat, berikan sumber cahaya langsung yang banyak. Jika kekurangan, tambahkan dengan lampu tanam LED yang hemat energi dan tidak terlalu panas, ataupun lampu TFT berwarna putih tepat diatas nampan atau wadah semaian. Beri jarak yang cukup supaya daun tanaman tidak mudah gosong.
Jaga Semaian Tetap Lembap
Semaian suka dengan kondisi yang lebih lembap, sekalipun bagi jenis tanaman yang (saat ia dewasa) bisa hidup di tempat kering. Tapi kamu tidak perlu menyiramnya setiap hari, ataupun malam hari. Media tanam atau tanah yang terlalu basah akan mendorong tumbuhnya penyakit yang suka kelembapan tinggi, seperti jamur embun tepung (powdery mildew). Maka dari itu, jagalah kelembapan pada semaian, dan juga aliran udara di tempat kamu menanam, supaya tidak mengundang jamur-jamur tidak diinginkan.
Kamu bisa mencoba metode mengairi semaian dari bawah (butt-chugging / bottom-watering). Untuk melakukannya, gunakan nampan terpisah yang bukan nampan semai, kemudian beri air, dan taruh nampan semaianmu diatasnya. Sesuai hukum Fisika, gaya kapiler akan membuat air sampai ke permukaan atas media tanam atau tanah yang kamu gunakan, tetapi tidak membanjirinya.
Memberi Makan Bibit Tanaman
Kapan Bisa Mulai Memberi Pupuk ke Semaian
Saat semaian muncul dari tanah atau media tanam yang kamu gunakan, mereka masih bisa makan dari cadangan makanan yang dibawa di benih. Pasangan daun yang pertama muncul bukanlah daun sejati, melainkan kotiledon atau daun benih, yaitu bagian dari benih atau embrio dari tanaman.
Kotiledon memiliki sisa cadangan makanan yang tersimpan di benih, dan mereka yang akan bertanggung jawab untuk memberi makan semaian sampai daun sejati muncul dan tanaman tersebut bisa mulai berfotosintesis.
Biasanya, kotiledon akan menghilang sesaat setelah daun sejati muncul dan mulai berfotosintesis. Di saat inilah tanaman sudah mulai membutuhkan tambahan makanan, atau pupuk, untuk tumbuh dengan lebih maksimal.
Tips
Sebelum kamu mulai memberi makanan tambahan untuk tanaman, pastikan kamu menggunakan media tanam atau campuran tanah yang tidak mengandung pupuk. Karena sebenarnya ada campuran tanah yang sudah ditambahkan kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk organik, dan ada juga yang tidak (masih steril).
Jika campuran ini memiliki pupuk di dalamnya, kamu tidak perlu lagi menambahkan pupuk. Dan kedepannya, karena benih sudah bisa memberi makan dirinya sendiri saat masih bertunas, maka kamu tidak perlu menggunakan media tanam berpupuk. Selain lebih murah, yang lebih penting adalah kamu bisa mengatur berapa banyak dan jenis makanan apa saja yang dikonsumsi oleh tanamanmu.
Memilih Pupuk
Semaian baru biasanya memerlukan pupuk yang kaya akan Fosfor (P), karena mineral ini menstimulasi pertumbuhan akar dan juga salah satu komponen yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Cari pupuk yang memiliki rasio 1-2-1 NPK (nitrogen-fosfor-kalium) di labelnya. Dan jika bisa, carilah yang berbentuk cair atau serbuk yang bisa diencerkan, supaya lebih mudah dan cepat diserap oleh tanaman. Kamu juga bisa memilih antara pupuk organik ataupun sintetis, tergantung preferensi pribadi saja.
- Pupuk sintetis
Jika kamu memilih untuk menggunakan pupuk jenis ini, beri makan tanamanmu setidaknya 2 minggu sekali. Dan jangan lupa untuk mengencerkannya setidaknya 2x dari rekomendasi di label, karena semaian muda sangat rentan, dan jika diberi pupuk yang terlalu banyak akan beresiko membakar tanaman. Semaian mampu bertahan bahkan hanya 1/4 dari rekomendasi penggunaan pupuk di label, yang biasanya direkomendasikan untuk tanaman dewasa. - Pupuk Organik
Ada beberapa pupuk organik cair maupun padat yang tersedia di pasaran, walaupun seringnya mereka susah dicari. Campuran dari emulsi ikan dan rumput laut (kelp) bisa memberi tambahan nutrisi untuk tanaman barumu, dan mengurangi resiko terbakar karena kelebihan pupuk. Jika kamu menggunakan pupuk organik, berikan setidaknya seminggu sekali, kecuali ada informasi rekomendasi dosis yang disertakan. Sebaiknya beri makan semaianmu sedikit-sedikit tapi reguler, daripada sekaligus banyak dalam satu waktu, untuk menghindari resiko akar terbakar karena terlalu banyak pupuk. - Opsi Lain
Campurkan pupuk granule ke dalam media tanam atau tanah yang kamu gunakan. Banyak pekebun melakukannya saat mereka akan memindahkan semaian ke tempat penanaman yang lebih besar. Tetapi perlu diingat, pupuk granule membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat larut di tanah. Jadi, sebaiknya campurkan ia saat kamu baru selesai menyemai, supaya ketika harus pindah tanam, media tanammu sudah siap. Dan untuk mencegah resiko membakar akar tanaman baru, campurkan di bagian yang agak bawah. Dengan begitu, akar tanaman juga akan terstimulasi untuk mencari makanan hingga ke dasar pot.
Ketahui Kapan Saat Semaian Sudah Mendapat Makanan yang Cukup
Kamu perlu menjalankan eksperimen dengan mencoba mengaplikasikan rasio pupuk yang tepat, dan mengatur periode pengaplikasiannya. Catat dan cermati apa yang terjadi pada tanamanmu. Tanaman yang pertumbuhannya melambat dan tubuhnya kurus, biasanya dikarenakan pupuk yang terlalu banyak. Jika hal ini terjadi pada tanamanmu, kurangi pengaplikasian pupuknya. Pada masa pertumbuhan di awal, yang harus jadi fokusmu adalah pertumbuhan akar yang kuat dan sehat, daripada banyak daun tetapi lemah di akar.
Perlu diperhatikan juga, tiap tanaman—sekalipun spesies yang sama—bisa memiliki reaksi yang berbeda terhadap pupuk. Fokuslah untuk melatih kemampuan memupuk, supaya nantinya kamu bisa memperkirakan berapa banyak makanan yang dibutuhkan si tanaman pada fase pertumbuhan tertentu. Dengan begini, tanaman juga akan memperkuat dirinya, sehingga saat masa pindah tanam tiba, mereka bisa tumbuh dengan baik di luar ruangan.
Jaga Supaya Tanaman Tidak Tumbuh “Kutilang”
“Kutilang” adalah akronim dari kurus-tinggi-langsing, yaitu semaian tanaman yang batangnya tumbuh terlalu panjang tetapi kurus, pucat dan lemas sehingga tidak bisa menopang tubuhnya dikarenakan kekurangan cahaya. Kebanyakan juga tubuhnya melengkung karena membelok mengikuti arah sumber cahaya.
Tips
Pasang kipas kecil di dekat semaianmu, dan arahkan ke mereka dengan kecepatan paling rendah, dan ubah-ubah arahnya setiap hari. Hembusan angin ini berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman agar jadi lebih kuat. Selama beberapa saat, laju tumbuh semaianmu mungkin akan melambat. Tapi jangan khawatir, ini pertanda kalau mereka dapat merasakan hembusan angin besar yang bisa merobohkannya, makanya mereka akan memperkuat akar dan batangnya.
Saran-saran Lain Soal Pembibitan
- Ada beberapa pekebun yang percaya kalau merendam benih terlebih dahulu dan ditambahkan dengan irisan bawang putih akan meningkatkan daya tahan benih terhadap penyakit seperti jamur.
- Ada juga orang yang menyarankan untuk menambahkan abu dari hasil pembakaran kayu untuk meningkatkan unsur Kalium / Potassium—salah satu nutrisi makro (dari NPK) yang dibutuhkan tanaman.
- Kayu manis (cinnamon) bisa meningkatkan daya tahan terhadap jamur, dan juga membasmi jamur yang menyerang semaian.
Jadi begitu ya, temenanem. Untuk mendapatkan semaian/bibit yang sehat dan kokoh tidak bisa asal lempar lalu ditinggalkan dan akan tumbuh sendiri. Jika kita ingin mendapatkan hasil yang maksimal, maka inilah usaha-usaha yang harus kita lakukan sejak awal.
Selamat menumbuhkan bibit! 🌱💪🏼
Kredit foto oleh Zoe Schaeffer di Unsplash