Kategori
Propagasi & Transplantasi

8 Cara Merawat Bibit Agar Tumbuh Sehat dan Kokoh

Foto bibit oleh Zoe Schaeffer di Unsplash

Sewaktu tunas dari benih yang ditanam mulai bermunculan dari tanah, kamu mungkin akan menghela napas lega. Dengan menutup mata dan menarik nafas, kamu mulai membayangkan tanaman yang kamu tanam itu tumbuh dan berkembang memenuhi potensinya; menghasilkan banyak bunga atau sayuran untukmu, ataupun mempercantik dan meneduhkan rumahmu.

Ketika kamu membuka mata, serangkaian kekhawatiran baru mulai merasuk ke kepalamu. Kamu punya tugas untuk mengasuh “bayi” yang baru lahir untuk waktu yang singkat, sementara cuaca di luar ruangan tidak sesuai dengan bayanganmu. Disinilah perjalanan dalam merawat bibit agar tumbuh sehat dan kokoh dimulai.

Saat kamu menyemai benih di dalam ruangan, semaian yang baru bertunas itu akan sangat bergantung kepadamu—termasuk urusan diberi makan. Beberapa pekebun berfikir kalau tanaman akan tumbuh lebih cepat kalau diberi pupuk sejak dini. Akan tetapi, walaupun semaian itu terlihat rapuh, justru sebenarnya mereka cukup kuat.

Hanya saja, mereka lebih membutuhkan air daripada nutrisi tambahan, serta kelembapan dan cahaya yang tepat di minggu-minggu awal kehidupannya. Mereka sudah memiliki cadangan makanan yang cukup dari kotiledon, setidaknya hingga daun sejatinya tumbuh dan mulai bisa berfotosintesis. Barulah setelah itu, kamu baru bisa memberi tambahan makanan untuknya, mengikuti aturan-aturan yang umum.

Lalu, apa saja yang harus kamu lakukan agar bibit ini bisa tumbuh sehat dan kokoh dan memenuhi potensinya?

Siangi Bibit Secukupnya

Tanaman tidak suka tempat tumbuh yang terlalu ramai dan rapat; begitu juga dengan bibit yang kamu tanam. Mereka memerlukan cahaya dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh. Kalau terlalu banyak benih yang disemai sehingga tempat tumbuhnya berdesakan, mereka tidak akan bisa tumbuh memenuhi potensinya. Maka sebaiknya, siangi atau cabuti beberapa tunas untuk memberikan ruang tumbuh bagi tanaman baru. Perhatikan juga bentuknya; jika memungkinkan, petik yang ukuran atau bentuknya terlihat kurang baik.

Beri Cahaya yang Cukup

Alfa juga pakai lampu tanam untuk tanaman hias di dalam ruangan, lho!

Sesaat setelah tunas muncul ke permukaan media tanam, ia akan mencari sumber cahaya. Tunas-tunas yang baru mekar ini membutuhkan cahaya dalam jumlah besar secara langsung, tidak terhalang apapun. Meletakkan mereka di jendela yang menghadap ke Selatan atau Timur adalah salah satu langkah awal yang baik, tapi terkadang itu belum cukup. Ada kemungkinan bibit tumbuh membelok karena cahaya yang didapatkannya tidak cukup.

Untuk mendapatkan bibit yang sehat dan kuat, berikan sumber cahaya langsung yang banyak. Jika kekurangan, tambahkan dengan lampu tanam LED yang hemat energi dan tidak terlalu panas, ataupun lampu TFT berwarna putih tepat diatas nampan atau wadah semaian. Beri jarak yang cukup supaya daun tanaman tidak mudah gosong.

Jaga Semaian Tetap Lembap

Semaian suka dengan kondisi yang lebih lembap, sekalipun bagi jenis tanaman yang (saat ia dewasa) bisa hidup di tempat kering. Tapi kamu tidak perlu menyiramnya setiap hari, ataupun malam hari. Media tanam atau tanah yang terlalu basah akan mendorong tumbuhnya penyakit yang suka kelembapan tinggi, seperti jamur embun tepung (powdery mildew). Maka dari itu, jagalah kelembapan pada semaian, dan juga aliran udara di tempat kamu menanam, supaya tidak mengundang jamur-jamur tidak diinginkan.

Biarkan air meresap sampai ke permukaan atas media tanam.
Itu artinya, tanahnya sudah tersaturasi oleh air…

Kamu bisa mencoba metode mengairi semaian dari bawah (butt-chugging / bottom-watering). Untuk melakukannya, gunakan nampan terpisah yang bukan nampan semai, kemudian beri air, dan taruh nampan semaianmu diatasnya. Sesuai hukum Fisika, gaya kapiler akan membuat air sampai ke permukaan atas media tanam atau tanah yang kamu gunakan, tetapi tidak membanjirinya.

Memberi Makan Bibit Tanaman

Kapan Bisa Mulai Memberi Pupuk ke Semaian

Zahra memberi pupuk pada bibit
Tunggu sampai ada setidaknya 2 daun sejati, ya! Sampai 4 juga boleh,
tapi jangan terlalu lama…

Saat semaian muncul dari tanah atau media tanam yang kamu gunakan, mereka masih bisa makan dari cadangan makanan yang dibawa di benih. Pasangan daun yang pertama muncul bukanlah daun sejati, melainkan kotiledon atau daun benih, yaitu bagian dari benih atau embrio dari tanaman.

Kotiledon memiliki sisa cadangan makanan yang tersimpan di benih, dan mereka yang akan bertanggung jawab untuk memberi makan semaian sampai daun sejati muncul dan tanaman tersebut bisa mulai berfotosintesis.

Biasanya, kotiledon akan menghilang sesaat setelah daun sejati muncul dan mulai berfotosintesis. Di saat inilah tanaman sudah mulai membutuhkan tambahan makanan, atau pupuk, untuk tumbuh dengan lebih maksimal.

Tips

Sebelum kamu mulai memberi makanan tambahan untuk tanaman, pastikan kamu menggunakan media tanam atau campuran tanah yang tidak mengandung pupuk. Karena sebenarnya ada campuran tanah yang sudah ditambahkan kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk organik, dan ada juga yang tidak (masih steril).

Jika campuran ini memiliki pupuk di dalamnya, kamu tidak perlu lagi menambahkan pupuk. Dan kedepannya, karena benih sudah bisa memberi makan dirinya sendiri saat masih bertunas, maka kamu tidak perlu menggunakan media tanam berpupuk. Selain lebih murah, yang lebih penting adalah kamu bisa mengatur berapa banyak dan jenis makanan apa saja yang dikonsumsi oleh tanamanmu.

Memilih Pupuk

Semaian baru biasanya memerlukan pupuk yang kaya akan Fosfor (P), karena mineral ini menstimulasi pertumbuhan akar dan juga salah satu komponen yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Cari pupuk yang memiliki rasio 1-2-1 NPK (nitrogen-fosfor-kalium) di labelnya. Dan jika bisa, carilah yang berbentuk cair atau serbuk yang bisa diencerkan, supaya lebih mudah dan cepat diserap oleh tanaman. Kamu juga bisa memilih antara pupuk organik ataupun sintetis, tergantung preferensi pribadi saja.

  • Pupuk sintetis
    Jika kamu memilih untuk menggunakan pupuk jenis ini, beri makan tanamanmu setidaknya 2 minggu sekali. Dan jangan lupa untuk mengencerkannya setidaknya 2x dari rekomendasi di label, karena semaian muda sangat rentan, dan jika diberi pupuk yang terlalu banyak akan beresiko membakar tanaman. Semaian mampu bertahan bahkan hanya 1/4 dari rekomendasi penggunaan pupuk di label, yang biasanya direkomendasikan untuk tanaman dewasa.
  • Pupuk Organik
    Ada beberapa pupuk organik cair maupun padat yang tersedia di pasaran, walaupun seringnya mereka susah dicari. Campuran dari emulsi ikan dan rumput laut (kelp) bisa memberi tambahan nutrisi untuk tanaman barumu, dan mengurangi resiko terbakar karena kelebihan pupuk. Jika kamu menggunakan pupuk organik, berikan setidaknya seminggu sekali, kecuali ada informasi rekomendasi dosis yang disertakan. Sebaiknya beri makan semaianmu sedikit-sedikit tapi reguler, daripada sekaligus banyak dalam satu waktu, untuk menghindari resiko akar terbakar karena terlalu banyak pupuk.
  • Opsi Lain
    Campurkan pupuk granule ke dalam media tanam atau tanah yang kamu gunakan. Banyak pekebun melakukannya saat mereka akan memindahkan semaian ke tempat penanaman yang lebih besar. Tetapi perlu diingat, pupuk granule membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat larut di tanah. Jadi, sebaiknya campurkan ia saat kamu baru selesai menyemai, supaya ketika harus pindah tanam, media tanammu sudah siap. Dan untuk mencegah resiko membakar akar tanaman baru, campurkan di bagian yang agak bawah. Dengan begitu, akar tanaman juga akan terstimulasi untuk mencari makanan hingga ke dasar pot.

Ketahui Kapan Saat Semaian Sudah Mendapat Makanan yang Cukup

Kamu perlu menjalankan eksperimen dengan mencoba mengaplikasikan rasio pupuk yang tepat, dan mengatur periode pengaplikasiannya. Catat dan cermati apa yang terjadi pada tanamanmu. Tanaman yang pertumbuhannya melambat dan tubuhnya kurus, biasanya dikarenakan pupuk yang terlalu banyak. Jika hal ini terjadi pada tanamanmu, kurangi pengaplikasian pupuknya. Pada masa pertumbuhan di awal, yang harus jadi fokusmu adalah pertumbuhan akar yang kuat dan sehat, daripada banyak daun tetapi lemah di akar.

Perlu diperhatikan juga, tiap tanaman—sekalipun spesies yang sama—bisa memiliki reaksi yang berbeda terhadap pupuk. Fokuslah untuk melatih kemampuan memupuk, supaya nantinya kamu bisa memperkirakan berapa banyak makanan yang dibutuhkan si tanaman pada fase pertumbuhan tertentu. Dengan begini, tanaman juga akan memperkuat dirinya, sehingga saat masa pindah tanam tiba, mereka bisa tumbuh dengan baik di luar ruangan.

Jaga Supaya Tanaman Tidak Tumbuh “Kutilang”

Calon-calon semaian tumbuh “kutilan” miring-miring, nih!

“Kutilang” adalah akronim dari kurus-tinggi-langsing, yaitu semaian tanaman yang batangnya tumbuh terlalu panjang tetapi kurus, pucat dan lemas sehingga tidak bisa menopang tubuhnya dikarenakan kekurangan cahaya. Kebanyakan juga tubuhnya melengkung karena membelok mengikuti arah sumber cahaya.

Tips

Pasang kipas kecil di dekat semaianmu, dan arahkan ke mereka dengan kecepatan paling rendah, dan ubah-ubah arahnya setiap hari. Hembusan angin ini berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman agar jadi lebih kuat. Selama beberapa saat, laju tumbuh semaianmu mungkin akan melambat. Tapi jangan khawatir, ini pertanda kalau mereka dapat merasakan hembusan angin besar yang bisa merobohkannya, makanya mereka akan memperkuat akar dan batangnya.

Saran-saran Lain Soal Pembibitan

  • Ada beberapa pekebun yang percaya kalau merendam benih terlebih dahulu dan ditambahkan dengan irisan bawang putih akan meningkatkan daya tahan benih terhadap penyakit seperti jamur.
  • Ada juga orang yang menyarankan untuk menambahkan abu dari hasil pembakaran kayu untuk meningkatkan unsur Kalium / Potassium—salah satu nutrisi makro (dari NPK) yang dibutuhkan tanaman.
  • Kayu manis (cinnamon) bisa meningkatkan daya tahan terhadap jamur, dan juga membasmi jamur yang menyerang semaian.

Jadi begitu ya, temenanem. Untuk mendapatkan semaian/bibit yang sehat dan kokoh tidak bisa asal lempar lalu ditinggalkan dan akan tumbuh sendiri. Jika kita ingin mendapatkan hasil yang maksimal, maka inilah usaha-usaha yang harus kita lakukan sejak awal.

Selamat menumbuhkan bibit! 🌱💪🏼


Kredit foto oleh Zoe Schaeffer di Unsplash

Kategori
Propagasi & Transplantasi

9 Kesalahan Umum pada Saat Menyemai Benih

Menyemai benih bisa jadi tantangan tersendiri. Untuk meningkatkan peluang suksesmu secara signifikan, hindari beberapa kesalahan umum dalam menyemai berikut ini.

Tidak Memberi Cahaya yang Cukup

semaian benih yang kekurangan cahaya

Agar bibit tumbuh menjadi tanaman yang kokoh dan sehat, ia memerlukan banyak cahaya. Sekalipun banyak orang berkata cahaya dari jendela sudah cukup, pada kenyataannya, tidak seperti itu. Kamu bisa menambahkan cahaya buatan supaya kebutuhan cahaya bibit tanaman baru ini terpenuhi dengan menggunakan lampu tanam khusus yang sudah disesuaikan. Tapi jika kamu ingin opsi yang lebih ekonomis, kamu bisa menggunakan lampu TFT berwarna putih (cool) dan kuning (warm).

Gantung lampu sekitar 8 cm dari permukaan semaian, dan atur ulang tingginya saat bibit mulai tumbuh agar daunnya tidak terbakar. Saat bibit mulai bertunas, nyalakan lampu 12-16 jam per hari. Supaya kamu tidak lupa, bisa juga menggunakan timer otomatis, jadi hanya cukup diatur sekali saja.

Menyiram Terlalu Sedikit atau Terlalu Banyak

kesalahan umum saat menyiram tanam

Banyak atau sedikitnya air yang kamu siramkan ke bibit tanaman sangat menentukan kualitas bibitnya. Penyiraman menjadi aspek paling menantang dalam hal pembibitan, karena bibit sangat lunak dan peka. Media tanam yang kamu gunakan juga sebaiknya yang steril, dan usahakan saat menyiram membuatnya jadi lembap, bukan banjir dan tergenang.

Untuk meningkatkan kesuksesan menyemai benih, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan:

  • Buat rumah kaca mini atau sungkup dengan plastik transparan untuk menjaga kelembapan media tanam, dan biarkan hingga tunas tanaman muncul.
  • Siram dari bawah pot atau kontainer pembibitan dan biarkan akar tanaman mencari air sendiri melalui lubang-lubang di bawah pot. Resiko menyiram terlalu banyak bisa dihindari dengan cara ini. Dan jangan lupa untuk mengecek bagian atas media tanam atau tanah, apakah sudah lembap atau belum.
  • Cek kelembapan tanah atau media tanam setidaknya 1 kali per hari.

Baca juga: Ep. 08 – Kesalahan Umum Saat Menyemai Benih

Melakukan Pembibitan Terlalu Cepat

Banyak tanaman tidak tahan terhadap kondisi suhu yang terlalu dingin, sehingga jika dipaksakan mengekspos mereka dalam kondisi demikian hanya akan membuat stres. Karena itu, selalu cek suhu harian dan bandingkan dengan tanggal akhir musim dingin di tempat tinggalmu.

Bibit tanaman yang stres lebih mudah diserang hama dan penyakit. Dan bibit yang dihasilkan dari dalam ruangan juga harus dikenalkan ke kondisi luar ruangan secara berkala, sekitar 6 minggu setelah kamu memulai penyemaian.

Meletakkan Benih Terlalu Dalam

menyemai benih terlalu dalam

Benih tanaman termasuk rewel soal seberapa jauh mereka harus dipendam di tanah atau media tanam. Beberapa benih malah perlu kegelapan total untuk berkecambah, tetapi ada juga yang membutuhkan cahaya sangat banyak supaya bisa berkecambah.

Kemasan benih yang berasal dari distributor ternama biasanya memiliki informasi kedalaman penanaman. Jika tidak ada informasi pada kemasan, aturan praktisnya adalah menanam benih sedalam 2-3 kali lebarnya. Menentukan kedalaman ini memang agak rumit. Kalau kamu tidak yakin, letakkan saja di sisi terdangkalnya.

Untuk benih yang membutuhkan cahaya untuk berkecambah, pastikan benih bersentuhan dengan media tanam yang digunakan, tapi tidak tertutup. Untuk melakukannya, sedikit padatkan media tanam dan letakkan benih di area yang sudah dipadatkan itu, tapi pastikan benih masih terbuka.

Pindah Tanam Terlalu Cepat

Tanaman tidak seperti manusia yang bisa diberikan perlakuan “tough-love”. Mereka akan mati dengan cepat, atau jadi terlalu lemah dan kemudian gagal untuk tumbuh. Bahkan tanaman yang paling tangguh pun, ketika muda, membutuhkan perhatian dan perawatan ekstra.

Sebelum pindah tanam, ada proses adaptasi (hardening off)—atau dikeluarkan secara bertahap ke luar ruangan—yang mesti dilakukan terlebih dahulu. Proses ini memastikan agar bibit bisa beradaptasi perlahan, dan tidak terlalu stres akibat kondisi luar ruangan yang sedikit berbeda misalnya seperti angin, hujan dan cahaya matahari.

Proses ini sangat sederhana, tapi memang memakan waktu cukup banyak, karena kamu harus mengeluarkan dan memasukkan bibit setiap hari—mulai dari 1 jam di hari pertama, lalu bertahap naik ke 6-8 jam selama 8-10 hari kedepan. Jika kondisi di luar sedang hujan deras atau angin terlalu kencang, sebaiknya kurangi sesi adaptasi ini.

Menyemai Benih Terlalu Banyak

menyemai benih terlalu banyak

Ketika menyemai benih, mulailah dengan sedikit saja, apalagi kalau kamu masih pemula. Kalau kamu menyemai lebih banyak daripada yang sanggup kamu urus dan saat akan dipindahtanam nanti jumlahnya terlalu banyak dan mungkin tempat pendewasaannya tidak cukup, maka terpaksa bibit sisa mesti dibuang. Sayang, kan?

Media Semai Terlalu Dingin

Agar benih dapat berkecambah, jaga kondisi agar tidak terlalu dingin, yaitu sekitar 18-24℃. Saat benih mulai berkecambah, biasanya mereka bisa mentoleransi pada suhu yang fluktuatif tapi masih di rentang normalnya. Apapun jenis cahaya yang kamu gunakan, buatan ataupun alami, pastikan ia menghasilkan panas yang cukup.

Lupa Memberi Label pada Semaian

jangan lupa memberi label pada semaian

Supaya semaian mudah diidentifikasi, dan mempermudah kamu dalam merawat, pastikan untuk memberikan label. Tandai dengan label tanaman atau stik es krim berisi info nama tanaman dan tanggal semai. Info ini sudah bisa mempermudah kamu dalam memberikan perawatan lanjutan kedepannya.

Terlalu Cepat Menyerah

Menyemai benih bisa menjadi proses yang paling melelahkan. Tidak jarang juga menyulitkan. Tetapi salah satu manfaat utama dari kegiatan ini adalah kenikmatan yang bisa kamu dapatkan saat menuai hasilnya nanti. Entah itu buah Tomat yang merah dan manis ataupun bunga Mawar yang wangi dan berkelopak besar.

Menumbuhkan tanaman dari benih membutuhkan dedikasi, perhatian dan waktu. Kamu akan membuat kesalahan sepanjang jalan, tapi jangan menyerah. Hasil akhirnya jauh lebih besar daripada tantangannya.

Semangat menanam! 💪🏼


Kredit foto oleh Zoe Schaeffer di Unsplash

Kategori
Propagasi & Transplantasi

Menanam Sayur Mulai dari Benih atau Bibit?

Kamu mungkin salah satu orang yang bingung harus memilih menanam sayur dari benih atau bibit, kan? Kamu bisa menanam dari benih atau membeli bibit yang sudah siap pindah tanam dari toko pertanian di sekitar tempat tinggalmu, atau dari online marketplace. Meskipun harga benih jauh lebih murah jika dibandingkan dengan biaya pembibitan sayuran, tapi ada faktor lain yang perlu kamu pertimbangkan dalam mengambil keputusan. Apakah itu?

Menanam sayuran dari benih mungkin tidak praktis untuk tanaman yang memerlukan musim tanam yang panjang di daerah dengan musim tanam pendek. Itulah mengapa, kalau menyangkut tanaman musim panjang seperti tomat, paprika, dan terong, sebagian besar pekebun lebih memilih untuk membeli bibit atau tanaman pot yang sudah mapan (atau siap pindah tanam) dari penjual bibit — atau menyemai benih di dalam ruangan beberapa minggu sebelum waktu tanam.

Cara Memilih Antara Benih atau Bibit Saat Menanam Sayur

Sebelum memilih, ada 3 pertanyaan yang mesti bisa kamu jawab, yaitu:

  1. Apakah sayuran ini mudah ditanam dari benih?
  2. Apakah musim tanamnya cukup panjang jika sayur itu ditanam dari benih?
  3. Apakah sayuran itu bisa dipindahtanamkan dengan mudah?

Jawaban atas tiga pertanyaan ini akan menentukan bagaimana kamu memulai berkebun sayuran. Dan tentunya, jawabanmu juga akan bergantung pada iklim regional tempat kamu tinggal, ya.

Di Bumi belahan Selatan di mana musim tanam berlangsung dari Februari hingga November, ada banyak waktu untuk menanam tomat dan paprika dari benih, tetapi di bumi belahan Utara di mana musim tanam hanya berlangsung selama lima bulan, pekebun mungkin sudah akan kehabisan waktu.

Kemasan benih yang kamu gunakan juga biasanya menyediakan banyak informasi untuk membantu menentukan pilihan. Jika kamu membeli benih dari distributor atau perusahaan benih ternama, ada beberapa info yang selalu mereka cantumkan, antara lain:

  1. Waktu Tumbuh. Info ini memberitahu kamu berapa lama tanaman tersebut akan siap dipanen setelah benih bertunas. Jika paket menunjukkan waktu 75 hari, maka kamu tidak akan mendapatkan hasil panen sampai setelah waktu itu.
  2. Waktu Semai. Di kemasan benih biasanya juga ada informasi kapan benih harus ditanam—relatif terhadap penanggalan musim dingin terakhir (last frost date) di daerahmu (untuk yang tinggal di negara empat musim). Dengan demikian, untuk “mencuri start”, benih harus disemai di dalam ruangan, mulai dari delapan minggu sebelum akhir musim dingin.

Sayuran yang Harus Langsung di Semai di Kebun

menanam sayur langsung di kebun atau pot

Tanaman umbi-umbian dan sayuran dengan akar tunggang yang panjang, seperti wortel pada umumnya tidak dapat dipindahkan dengan baik dan harus disemai langsung di tanah atau di pot. Beberapa tanaman yang tumbuh cepat seperti kacang polong dan labu-labuan (squash), tidak mendapat manfaat ekstra jika ditanam di dalam ruangan karena tanaman ini harus disemai langsung di kebun.

Berikut ini beberapa sayuran umum yang biasanya ditanam langsung dari benih di tempat penanamannya hingga siap panen:

  • Bawang Putih
  • Selada
  • Okra
  • Parsnip
  • Kacang Polong
  • Rutabaga
  • Squash
  • Salsify

Sayuran yang Bisa Dipindah-tanamkan sebagai Bibit

menanam sayur dari bibit

Sekalipun hampir semua jenis sayuran bisa ditumbuhkan dari benih, tetapi ada juga sayuran yang waktu tumbuhnya lama. Maka biasanya mereka disemai di nampan khusus terlebih dahulu di dalam ruangan lalu dipindahkan bertahap hingga di usia tertentu, atau jumlah daun tertentu. Beberapa sayuran yang bisa diberi perlakuan ini antara lain:

Sayuran yang Ditanam dari Akar atau Bulba

menanam sayur dari benih atau bibit: akar tunggang

Lalu ada beberapa sayuran yang biasanya tidak ditanam dari biji atau bibit sama sekali, tetapi dari bagian akar, batang atau umbi:

  • Artichoke
  • Asparagus
  • Bawang Putih
  • Kentang
  • Rhubarb
  • Bawang Merah
  • Horseradish
  • Bawang Bombay
  • Ubi Manis
  • Singkong

Apa pun pilihanmu—penyemaian langsung, memulai benih atau membeli bibit—yang terbaik adalah menyusun strategi dengan baik sebelum waktu tanam. Taruh tanaman di tanah sedini mungkin sehingga mereka punya waktu untuk menyesuaikan diri dengan cuaca yang menghangat dan memberi mereka musim tanam terlama.

Kategori
Season 1

#30: Merendam Benih, Perlu atau Tidak?