Kale yang sudah dikenal sejak lebih dari 2000 tahun lalu ini yang juga termasuk keluarga kubis, diperkirakan menyebar ke Eropa sekitar 600 BC, melalui para pengembara Celtic. Sayuran daun ini adalah sayuran yang paling banyak dimakan di Eropa pada Abad Pertengahan, ketika kubis mulai populer.
Saat Perang Dunia ke-2, penanaman kale di UK (Inggris) didukung dengan kampanye “Dig for Victory” alias “Mencangkul untuk Kemerdekaan”. Kale mudah tumbuh, dan menyediakan nutrisi yang diperlukan sebagai suplemen makanan bagi orang-orang yang pola makannya terganggu akibat penjatahan makanan.
Dan kini, ia menjadi salah satu favorit para pekebun di berbagai negara karena ia bisa dipanen terus-menerus, dan sanggup bertahan di kondisi tanah yang miskin nutrisi dan becek. Kale juga memiliki rasa yang fantastis dan kaya akan nutrisi. Tampilannya di kebun pun terlihat indah, dengan tekstur yang megah.
Varietas
Yang paling umum ditemui di Indonesia antara lain “Nero di Toscana / Lacinato / Dinosaur” yang memiliki daun panjang berwarna hijau gelap hampir hitam. Perawakannya mirip pohon palem sehingga sering disebut kubis palem. Ada juga yang memiliki daun pendek melebar dan tekstur yang sangat keriting seperti “Siberian Dwarf”, dan merah keunguan seperti “Red Russian”. Tiga varietas kale itu bisa dengan mudah ditemui di berbagai toko di pasar daring (online marketplace).
Cara Menanam
Semai di modul semai menggunakan rockwool, atau bisa juga dengan sekam bakar yang dicampur dengan cocopeat dan siram larutan nutrisi dengan EC 0.5 – 0.8. Taruh di tempat yang lembap dan terkena cahaya yang cukup. Tunggu sampai mengeluarkan 4 daun sejati, baru pindah tanam ke sistem hidroponik yang kamu miliki. Tingkatkan kepekatan larutan nutrisinya secara bertahap sesuai usianya. Kale dapat tumbuh dengan baik di kisaran EC 2.5 – 3.0 (PPM 1750 – 2100).
Lingkungan
Cahaya penuh dengan sirkulasi nutrisi yang baik dan larutan nutrisi kaya oksigen. Bisa juga ditanam di tempat yang ternaungi, asalkan mencapat paparan cahaya yang cukup.
Jarak Tanam
Beri jarak penanaman sebesar 30-80cm, tergantung varietas yang kamu tanam, karena kale dapat tumbuh besar dan memakan tempat. Untuk kale yang akan ditanam sebagai baby kale bisa ditanam dengan jarak 5-10cm saja.
Produktivitas
Kale termasuk sayuran daun yang sangat produktif, dengan masa tanam yang cukup singkat sedangkan masa hidup yang cukup lama. Kamu bisa menanamnya sebagai tanaman annual atau musiman, dan juga hardy biennial atau hingga 2 (dua) tahun. Jika berbunga, tentu saja bunganya bisa kamu makan.
Potensi Masalah
Perhatikan kale yang kamu tanam, karena sayuran ini digemari oleh aphid atau kutu kebul, kutu daun, ulat penggerek daun, ngengat kubis, siput, ulat bulu, dan jamur penyebab akar gada. Gunakan pestisida alami seperti neem oil atau minyak mimba, atau larutan pestisida bawang putih dan sabun cuci piring.
Panen
Bisa mulai dipanen di usia 30 HSS (hari setelah semai), dan seterusnya, sampai tidak produktif lagi.
Tips
- Perhatikan media tanamnya, jangan sampai kering dalam waktu lama. Kalau baru sebentar, segera beri dia larutan nutrisi kaya oksigen.
- Jika dipanen di usia muda, bisa dinikmati batangnya juga, baik mentah maupun matang. Tapi kalau sudah tua, bisa dibuat jus ataupun tumisan dan sup, atau dioven bersama daging/ikan.
Satu tanggapan untuk “Kale: Seperti Apa Itu dan Bagaimana Menanamnya?”
[…] Baca selengkapnya di Kale: Seperti Apa Itu dan Bagaimana Menanamnya? […]