Sewaktu tunas dari benih yang ditanam mulai bermunculan dari tanah, kamu mungkin akan menghela napas lega. Dengan menutup mata dan menarik nafas, kamu mulai membayangkan tanaman yang kamu tanam itu tumbuh dan berkembang memenuhi potensinya; menghasilkan banyak bunga atau sayuran untukmu, ataupun mempercantik dan meneduhkan rumahmu.
Ketika kamu membuka mata, serangkaian kekhawatiran baru mulai merasuk ke kepalamu. Kamu punya tugas untuk mengasuh “bayi” yang baru lahir untuk waktu yang singkat, sementara cuaca di luar ruangan tidak sesuai dengan bayanganmu. Disinilah perjalanan dalam merawat bibit agar tumbuh sehat dan kokoh dimulai.
Saat kamu menyemai benih di dalam ruangan, semaian yang baru bertunas itu akan sangat bergantung kepadamu—termasuk urusan diberi makan. Beberapa pekebun berfikir kalau tanaman akan tumbuh lebih cepat kalau diberi pupuk sejak dini. Akan tetapi, walaupun semaian itu terlihat rapuh, justru sebenarnya mereka cukup kuat.
Hanya saja, mereka lebih membutuhkan air daripada nutrisi tambahan, serta kelembapan dan cahaya yang tepat di minggu-minggu awal kehidupannya. Mereka sudah memiliki cadangan makanan yang cukup dari kotiledon, setidaknya hingga daun sejatinya tumbuh dan mulai bisa berfotosintesis. Barulah setelah itu, kamu baru bisa memberi tambahan makanan untuknya, mengikuti aturan-aturan yang umum.
Lalu, apa saja yang harus kamu lakukan agar bibit ini bisa tumbuh sehat dan kokoh dan memenuhi potensinya?
Siangi Bibit Secukupnya
Tanaman tidak suka tempat tumbuh yang terlalu ramai dan rapat; begitu juga dengan bibit yang kamu tanam. Mereka memerlukan cahaya dan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh. Kalau terlalu banyak benih yang disemai sehingga tempat tumbuhnya berdesakan, mereka tidak akan bisa tumbuh memenuhi potensinya. Maka sebaiknya, siangi atau cabuti beberapa tunas untuk memberikan ruang tumbuh bagi tanaman baru. Perhatikan juga bentuknya; jika memungkinkan, petik yang ukuran atau bentuknya terlihat kurang baik.
Beri Cahaya yang Cukup
Sesaat setelah tunas muncul ke permukaan media tanam, ia akan mencari sumber cahaya. Tunas-tunas yang baru mekar ini membutuhkan cahaya dalam jumlah besar secara langsung, tidak terhalang apapun. Meletakkan mereka di jendela yang menghadap ke Selatan atau Timur adalah salah satu langkah awal yang baik, tapi terkadang itu belum cukup. Ada kemungkinan bibit tumbuh membelok karena cahaya yang didapatkannya tidak cukup.
Untuk mendapatkan bibit yang sehat dan kuat, berikan sumber cahaya langsung yang banyak. Jika kekurangan, tambahkan dengan lampu tanam LED yang hemat energi dan tidak terlalu panas, ataupun lampu TFT berwarna putih tepat diatas nampan atau wadah semaian. Beri jarak yang cukup supaya daun tanaman tidak mudah gosong.
Jaga Semaian Tetap Lembap
Semaian suka dengan kondisi yang lebih lembap, sekalipun bagi jenis tanaman yang (saat ia dewasa) bisa hidup di tempat kering. Tapi kamu tidak perlu menyiramnya setiap hari, ataupun malam hari. Media tanam atau tanah yang terlalu basah akan mendorong tumbuhnya penyakit yang suka kelembapan tinggi, seperti jamur embun tepung (powdery mildew). Maka dari itu, jagalah kelembapan pada semaian, dan juga aliran udara di tempat kamu menanam, supaya tidak mengundang jamur-jamur tidak diinginkan.
Kamu bisa mencoba metode mengairi semaian dari bawah (butt-chugging / bottom-watering). Untuk melakukannya, gunakan nampan terpisah yang bukan nampan semai, kemudian beri air, dan taruh nampan semaianmu diatasnya. Sesuai hukum Fisika, gaya kapiler akan membuat air sampai ke permukaan atas media tanam atau tanah yang kamu gunakan, tetapi tidak membanjirinya.
Memberi Makan Bibit Tanaman
Kapan Bisa Mulai Memberi Pupuk ke Semaian
Saat semaian muncul dari tanah atau media tanam yang kamu gunakan, mereka masih bisa makan dari cadangan makanan yang dibawa di benih. Pasangan daun yang pertama muncul bukanlah daun sejati, melainkan kotiledon atau daun benih, yaitu bagian dari benih atau embrio dari tanaman.
Kotiledon memiliki sisa cadangan makanan yang tersimpan di benih, dan mereka yang akan bertanggung jawab untuk memberi makan semaian sampai daun sejati muncul dan tanaman tersebut bisa mulai berfotosintesis.
Biasanya, kotiledon akan menghilang sesaat setelah daun sejati muncul dan mulai berfotosintesis. Di saat inilah tanaman sudah mulai membutuhkan tambahan makanan, atau pupuk, untuk tumbuh dengan lebih maksimal.
Tips
Sebelum kamu mulai memberi makanan tambahan untuk tanaman, pastikan kamu menggunakan media tanam atau campuran tanah yang tidak mengandung pupuk. Karena sebenarnya ada campuran tanah yang sudah ditambahkan kompos atau pupuk kandang sebagai pupuk organik, dan ada juga yang tidak (masih steril).
Jika campuran ini memiliki pupuk di dalamnya, kamu tidak perlu lagi menambahkan pupuk. Dan kedepannya, karena benih sudah bisa memberi makan dirinya sendiri saat masih bertunas, maka kamu tidak perlu menggunakan media tanam berpupuk. Selain lebih murah, yang lebih penting adalah kamu bisa mengatur berapa banyak dan jenis makanan apa saja yang dikonsumsi oleh tanamanmu.
Memilih Pupuk
Semaian baru biasanya memerlukan pupuk yang kaya akan Fosfor (P), karena mineral ini menstimulasi pertumbuhan akar dan juga salah satu komponen yang diperlukan dalam proses fotosintesis. Cari pupuk yang memiliki rasio 1-2-1 NPK (nitrogen-fosfor-kalium) di labelnya. Dan jika bisa, carilah yang berbentuk cair atau serbuk yang bisa diencerkan, supaya lebih mudah dan cepat diserap oleh tanaman. Kamu juga bisa memilih antara pupuk organik ataupun sintetis, tergantung preferensi pribadi saja.
- Pupuk sintetis
Jika kamu memilih untuk menggunakan pupuk jenis ini, beri makan tanamanmu setidaknya 2 minggu sekali. Dan jangan lupa untuk mengencerkannya setidaknya 2x dari rekomendasi di label, karena semaian muda sangat rentan, dan jika diberi pupuk yang terlalu banyak akan beresiko membakar tanaman. Semaian mampu bertahan bahkan hanya 1/4 dari rekomendasi penggunaan pupuk di label, yang biasanya direkomendasikan untuk tanaman dewasa. - Pupuk Organik
Ada beberapa pupuk organik cair maupun padat yang tersedia di pasaran, walaupun seringnya mereka susah dicari. Campuran dari emulsi ikan dan rumput laut (kelp) bisa memberi tambahan nutrisi untuk tanaman barumu, dan mengurangi resiko terbakar karena kelebihan pupuk. Jika kamu menggunakan pupuk organik, berikan setidaknya seminggu sekali, kecuali ada informasi rekomendasi dosis yang disertakan. Sebaiknya beri makan semaianmu sedikit-sedikit tapi reguler, daripada sekaligus banyak dalam satu waktu, untuk menghindari resiko akar terbakar karena terlalu banyak pupuk. - Opsi Lain
Campurkan pupuk granule ke dalam media tanam atau tanah yang kamu gunakan. Banyak pekebun melakukannya saat mereka akan memindahkan semaian ke tempat penanaman yang lebih besar. Tetapi perlu diingat, pupuk granule membutuhkan waktu lebih lama untuk dapat larut di tanah. Jadi, sebaiknya campurkan ia saat kamu baru selesai menyemai, supaya ketika harus pindah tanam, media tanammu sudah siap. Dan untuk mencegah resiko membakar akar tanaman baru, campurkan di bagian yang agak bawah. Dengan begitu, akar tanaman juga akan terstimulasi untuk mencari makanan hingga ke dasar pot.
Ketahui Kapan Saat Semaian Sudah Mendapat Makanan yang Cukup
Kamu perlu menjalankan eksperimen dengan mencoba mengaplikasikan rasio pupuk yang tepat, dan mengatur periode pengaplikasiannya. Catat dan cermati apa yang terjadi pada tanamanmu. Tanaman yang pertumbuhannya melambat dan tubuhnya kurus, biasanya dikarenakan pupuk yang terlalu banyak. Jika hal ini terjadi pada tanamanmu, kurangi pengaplikasian pupuknya. Pada masa pertumbuhan di awal, yang harus jadi fokusmu adalah pertumbuhan akar yang kuat dan sehat, daripada banyak daun tetapi lemah di akar.
Perlu diperhatikan juga, tiap tanaman—sekalipun spesies yang sama—bisa memiliki reaksi yang berbeda terhadap pupuk. Fokuslah untuk melatih kemampuan memupuk, supaya nantinya kamu bisa memperkirakan berapa banyak makanan yang dibutuhkan si tanaman pada fase pertumbuhan tertentu. Dengan begini, tanaman juga akan memperkuat dirinya, sehingga saat masa pindah tanam tiba, mereka bisa tumbuh dengan baik di luar ruangan.
Jaga Supaya Tanaman Tidak Tumbuh “Kutilang”
“Kutilang” adalah akronim dari kurus-tinggi-langsing, yaitu semaian tanaman yang batangnya tumbuh terlalu panjang tetapi kurus, pucat dan lemas sehingga tidak bisa menopang tubuhnya dikarenakan kekurangan cahaya. Kebanyakan juga tubuhnya melengkung karena membelok mengikuti arah sumber cahaya.
Tips
Pasang kipas kecil di dekat semaianmu, dan arahkan ke mereka dengan kecepatan paling rendah, dan ubah-ubah arahnya setiap hari. Hembusan angin ini berguna untuk memacu pertumbuhan tanaman agar jadi lebih kuat. Selama beberapa saat, laju tumbuh semaianmu mungkin akan melambat. Tapi jangan khawatir, ini pertanda kalau mereka dapat merasakan hembusan angin besar yang bisa merobohkannya, makanya mereka akan memperkuat akar dan batangnya.
Saran-saran Lain Soal Pembibitan
- Ada beberapa pekebun yang percaya kalau merendam benih terlebih dahulu dan ditambahkan dengan irisan bawang putih akan meningkatkan daya tahan benih terhadap penyakit seperti jamur.
- Ada juga orang yang menyarankan untuk menambahkan abu dari hasil pembakaran kayu untuk meningkatkan unsur Kalium / Potassium—salah satu nutrisi makro (dari NPK) yang dibutuhkan tanaman.
- Kayu manis (cinnamon) bisa meningkatkan daya tahan terhadap jamur, dan juga membasmi jamur yang menyerang semaian.
Jadi begitu ya, temenanem. Untuk mendapatkan semaian/bibit yang sehat dan kokoh tidak bisa asal lempar lalu ditinggalkan dan akan tumbuh sendiri. Jika kita ingin mendapatkan hasil yang maksimal, maka inilah usaha-usaha yang harus kita lakukan sejak awal.
Selamat menumbuhkan bibit! 🌱💪🏼
Kredit foto oleh Zoe Schaeffer di Unsplash