Kategori
Mitos, Kisah dan Legenda

Tangan Panas vs Tangan Dingin

Sering sekali teman yang datang ke rumah atau tetangga yang kebetulan menyapa berkata padaku, “Enak ya kamu punya tangan dingin. ‘Nanem apa aja pasti tumbuh. Kalau aku tangannya panas, jadi nanem apa aja tanamannya pasti mati.” Aku hanya bisa meringis.

Mereka belum tahu saja, sudah berapa puluh kemasan benih yang terbuang karena tidak tumbuh. Atau kit tanam yang gagal tanam dan hanya sisa potnya saja. Belum lagi sistem hidroponik yang gagal karena kepanasan atau selang dripnya buntu. Ada juga tanaman-tanaman yang mati karena kekurangan cahaya, kebanyakan menyiram air, atau potnya dijadikan tempat pup kucing-kucingku. 😹

Beneran deh, tidak ada tuh yang namanya tangan panas atau tangan dingin.

Menanam itu Bukan Ilmu Sulap atau Sihir…

Mentalitas mudah menyalahkan dengan dalih mitos tangan-panas-tangan-dingin ini yang menurutku…omong kosong. Bercocok tanam itu bukan ilmu sulap atau sihir. Namanya juga bercocok tanam, dicocokkan dulu (dengan lingkungan yang dijadikan tempat tumbuh dan juga si penanam) supaya bisa ditanam. Kita tidak bisa menganggap kalau menanam itu hanya tinggal menyiapkan tanah, taruh benih, kubur, siram dengan air, dan tunggu sampai dia besar dan siap panen.

“Tidak bisa begitu, Ferguso…”

tangan panas

Bercocok tanam itu adalah sains. Ilmu pengetahuan alam. Dan karena itu, ada langkah-langkah dan metode-metode yang mesti diikuti supaya sukses menanam berbagai tanaman yang kamu inginkan.

Coba tanyakan ke diri sendiri:

  1. Sebelum membeli tanaman, apakah kamu sudah tahu dia mau ditaruh dimana? Apakah cahaya yang akan didapatkan cukup? Aliran udaranya bagaimana?
  2. Tanaman yang akan kamu beli, bagaimana perawatannya? Mudah atau sulit?
  3. Lokasi tempat menanamnya, apakah mudah dijangkau dan terlihat olehmu setiap kamu wara-wiri?
  4. Sewaktu membeli tanaman, apakah kamu bertanya tentang perawatannya ke si penjual tanaman?

Kalau 4 pertanyaan itu saja tidak bisa kamu jawab, berarti kamu tidak terlalu peduli apakah tanaman itu akan hidup lama atau mati. 😣 Sayang sih, mending buat jajan boba saja…

Menanam itu Tidak Sulit…

Penyebab utama kita gagal menanam atau dalam berkebun itu biasanya hanya karena belum memahami bagaimana cara tanaman tumbuh dan faktor apa saja yang mendukung pertumbuhannya

Pertanian sudah ada lebih dari 10ribu tahun yang lalu. Banyak sekali pengetahuan yang sudah dihasilkan dari proses panjang itu. Kamu bisa belajar dari buku-buku berkebun, internet, dan media sosial.

Dan terlebih lagi, semua tanaman hanya perlu:

  1. Cahaya;
  2. Air;
  3. Udara (suhu dan kelembapan yang sesuai);
  4. Unsur Hara.

Tapi, tiap tanaman punya preferensi masing-masing. Sukulen misalnya, harus ditanam di tempat yang terkena cahaya matahari penuh, air yang hanya sedikit, udara yang panas dan tidak terlalu lembap; bukan di dalam ruangan kerja yang miskin cahaya matahari dan terlalu sering kamu sirami. Bisa mati dengan cepat karena kebanyakan air. 😅

Baca juga: Sejarah Hidroponik dan Budaya Pertanian Masa Lampau

Kalau kamu melakukan usaha ekstra dengan belajar cara bertanam yang benar, kamu pasti akan sukses. Belajar, terus mencoba dan refleksi hasilnya. Tanya kepada orang yang berpengalaman, gabung ke komunitas dan berdiskusi. Itu juga merupakan cara-cara belajar lain yang bisa kamu lakukan di era internet seperti ini.

Semoga kamu makin berkomitmen untuk jadi makin jago bertanam, ya!