Kategori
Komik

Ep. 04 – Air Berkualitas Menghasilkan Tanaman Terbaik

Air adalah sumber kehidupan. Ada air tapi kualitasnya nggak bagus, kualitas hidup pasti jadi terganggu.

Begitu juga dengan tanaman hidroponik. Cuma pakai air saja tidak cukup. Harus memperhatikan bermacam aspek untuk memenuhi kebutuhan tanaman.

air untuk hidroponik
Oliver: “Pak, kata artikel di internet, air yang dipake berhidroponik itu menentukan kualitas hasil panen, ya? Kok bisa gitu?”

Alfa: “Soalnya air itu faktor yang literally important untuk distribusi nutrisi ke tubuh taneman, Ver!”

Pak Damar: “Yaaa, bener sih, tapi jangan nyerobot gitu dong!”

Alfa: “Hiks, ampuunnn, pak!”

Oliver: “Hahahah…”
Air adalah Penentu Hidup-Mati Tanaman

Kandungan air pada beberapa tanaman bisa mencapai 90% dari massa tubuhnya. Air menjadi unsur terpenting dalam pendistribusian nutrisi ke seluruh tubuh tanaman, maka harus dipastikan ia tidak mengandung unsur-unsur yang membahayakan tanaman.

Pehidroponik perlu tahu kualitas air baku di lokasi yang akan digunakan untuk budidaya. Selain kualitas air, ia juga harus memperhitungkan faktor derajat keasaman (pH), konsentrasi hara / elektrokonduktivitas (EC), konsentrasi Oksigen terlarut (DO), dan suhu air.
Ada 2 macam kualitas air baku

Yang pertama hard water / air keras, yaitu air yang memiliki kadar mineral melebihi dari ambang batas yang aman untuk dikonsumsi.

Yang kedua soft water / air lunak, yang mengandung sedikit mineral atau cukup.

Dalam budidaya hidroponik, sebaiknya gunakan air baku yang memiliki padatan mineral terlarut < 250ppm (EC 0.5) dengan kandungan Na+ (sodium) < 30ppm, Chloride < 50ppm, dan SO4 (Sulfat) < 100ppm.
Derajat Keasaman / pH

pH adalah tingkatan derajat keasaman /kebasaan suatu larutan yang juga dipengaruhi oleh suhu dan kandungan mineral di dalam larutan tersebut. 

pH ideal untuk tanaman hidroponik ada di rentang 5.5 - 6.5, dimana mineral nutrisi paling mudah larut secara sempurna. Jika nutrisi mengendap, akar tanaman tidak bisa menyerapnya dan akan menimbulkan gejala defisiensi unsur-unsur tertentu.
Konsentrasi Hara / Konduktivitas Elektrik (EC)

Untuk mengukur tingkat konsentrasi larutan nutrisi hidroponik, metrik yang paling tepat untuk digunakan adalah konduktivitas elektrik (electroconductivity / EC). Kebutuhannya juga disesuaikan dengan fase pertumbuhan tanaman.

Fungsinya adalah untuk mengetahui cocok / tidaknya larutan nutrisi dengan suatu tanaman, karena kualitas larutan nutrisi tergantung pada konsentrasinya di air. Konsentrasi yang terlalu tinggi bisa merusak akar tanaman dan mengganggu pertumbuhannya.
Konsentrasi Oksigen Terlarut (Dissolved Oxygen / DO)

Sebagian besar sistem hidroponik bekerja dengan merendam akar ke dalam larutan nutrisi. Karenanya, Oksigen juga harus tersedia supaya akar tanaman tidak sesak nafas dan menyebabkan tanaman mati.

Kisaran kadar Oksigen terlarut yang diperlukan yaitu sekitar 6-10 ppm. Semakin besar angkanya semakin baik. Tapi yang perlu diperhatikan, konsentrasi Oksigen terlarut sangat dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya suhu air. Semakin rendah suhunya, semakin tinggi DO-nya.
Suhu Air

Agar metabolisme tanaman optimal, maka suhu yang optimal ada di rentang 20 - 25℃. Pada rentang suhu ini, tingkat pertumbuhan (anabolisme) akan jauh lebih besar daripada tingkat pembongkaran (katabolisme) di tingkat seluler tanaman. Jadi, pertumbuhan akan sangat positif.

Suhu tinggi dapat menyebabkan kenaikan pH pada larutan nutrisi, sehingga akar tanaman akan susah menyerapnya. Selain itu, suhu tinggi juga akan menurunkan konsentrasi Oksigen terlarut dan membuat akar tanaman sesak nafas.
Pak Damar: “Jadi gitu ya, Alfa, Oliver… Kalau mau berhidroponik, yang paling utama diperhatikan adalah kualitas dan kondisi air.”

Alfa: “Siap, pak!”

Oliver: “Waaahh, saatnya pasang sensor IoT di greenhouse nih, Fa!”

Alfa: “Elo yang ngerjain ya? Gue modalin aja.”

Oliver: “Wokeeeyy!”
Oliver: “Biar hasil panenmu makin bagus…”

Alfa: “...selalu perhatiin kualitas dan kondisi air, ya!”

Yuk, mari menanam!

Leave a Comment